Variasi Bahasa dalam Masyarakat Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara
DOI:
https://doi.org/10.47766/literatur.v4i1.1430Keywords:
Masyarakat , Kecamatan Syamtalira Bayu , Kabupaten Aceh Utara, Variasi BahasaAbstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan variasi bahasa sosiolek dalam percakapan masyarakat Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sumber data penelitian ini adalah masyarakat Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara. Data penelitian ini adalah percakapan masyarakat Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini disajikan secara informal atau dengan kata-kata penulis sendiri dengan cara dideskripsikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variasi bahasa sosiolek dalam tuturan masyarakat Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara yaitu terdiri dari jenis kolokial yaitu ngantuk, ku, dek, pande, ama, keknya, mu, pigi, gak, buk, pak, cak, kalo, karna. Jenis slang yaitu kepo, ghosting, salting, alay, lebay, oghey, galau, santuy, mager, php, ngaret. Jenis akrolek yaitu size, see you, insecure, bridesmaid, chattingan, I don’t care, selfie. Jenis Vulgar yaitu papma, kreuh ulee, kop bangai, gila, paleh. Jenis ken yaitu Ayuk kawanin aku kencing, aku sudah tidak tahan lagi ni, pinjam aku dulu, hp aku sudah 2% ni, nantik di telpon sama orang rumah enggak ada batrai, Eh Mintak air lah haus kali ini aku. Jadi, variasi bahasa yang sering digunakan masyarakat Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara saat berkomunikasi yaitu variasi sosiolek jenis kolokial karena variasi tersebut merupakan ragam bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari dan bahasa yang tidak lazim.
References
Aslinda, dan Leni Syafyahya. 2010. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: PT Refika Aditama.
Azwar. 2005. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baron, N. S. (2015). Shall We Talk? Conversing With Humans and Robots. The Information Society, 31(3), 257–264. https://doi.org/10.1080/01972243.2015.1020211
Bouchard, J. (2018). On language, culture, and controversies. Asian Englishes, 1–11. https://doi.org/10.1080/13488678.2018.1449487
Björkvall, A. (2014). Practices of visual communication in a primary school classroom: digital image collection as a potential semiotic mode. Classroom Discourse, 5(1), 22–37. https://doi.org/10.1080/19463014.2013.859845
Chaer , Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta
Chandrasekaran, N., Sitharama lyengar, S., & Chen, P. P. (1988). A denotational semantics for the generalized ER model and a simple ER algebra. International Journal of Computer Mathematics, 24(2), 99–113. https://doi.org/10.1080/00207168808803636
Carling, G., & Johansson, N. (2014). Motivated language change: processes involved in the growth and conventionalization of onomatopoeia and sound symbolism. Acta Linguistica Hafniensia, 46(2), 199–217. https://doi.org/10.1080/03740463.2014.990293
Demuro, E., & Gurney, L. (2018). Mapping language, culture, ideology: rethinking language in foreign language instruction. Language and Intercultural Communication, 18(3), 287–299. https://doi.org/10.1080/14708477.2018.1444621
Handika, Kd Dana, dkk. 2019. Analisis Penggunaan Ragam Bahasa Indonesia Siswa dalam Komunikasi Verbal. Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran. P- ISSN: 2614-3909. Vol 2, No 3, 2019
Hasanah, Hasyim. 2016. Teknik-Teknik Observasi (Sebuah Alternatif Metode Pengumpulan Data Kualitatif Ilmu-Ilmu Sosial). Jurnal at-Taqaddum. Vol.8, No.1, Tahun 2016. Halaman 21-46.
Harmon, A. C., Schlosser, R. W., Gygi, B., Shane, H. C., Kong, Y.-Y., Book, L., Macduff, K., & Hearn, E. (2014). Effects of Environmental Sounds on the Guessability of Animated Graphic Symbols. Augmentative and Alternative Communication, 30(4), 298–313. https://doi.org/10.3109/07434618.2014.966206
Marinda, Citra Dewi. dkk. 2022. Variasi Bahasa Dalam Film Serigala Terakhir: Kajian Sosiolinguistik. Jurnal Bahasa,Sastra, Seni, dan Budaya. Vol.6, No.2, Tahun 2022., Halaman 658-675.
Leap, W. L., & Provencher, D. M. (2011). Language Matters: An Introduction. Journal of Homosexuality, 58(6–7), 709–718. https://doi.org/10.1080/00918369.2011.581906
Rosalina, Ria. dkk. 2020. Penggunaan Bahasa Slang di Media Sosial Twitter. Jurnal Tuah. Vol.2, No.1, Tahun 2020, Halaman 77-84.
Sari, Nila. dkk. 2018. Sosiolek Komunitas Waria Di Kota Pontianak Menggunakan Pendekatan Sosiolinguistik. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa. Vol.7, No.9, Tahun 2018, Halaman 1-8.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta
Suyanto, Edi. 2011. Membina, Memelihara dan Menggunakan Bahasa Indonesia Secara Benar. Yogyakarta: Ardiana Media
Steadman-Jones, R. (2006). LANGUAGE AND ONTOLOGY IN COLONIAL AND POSTCOLONIAL SENEGAL. Interventions, 8(1), 102–115. https://doi.org/10.1080/13698010500514913
Smeyers, P. (2008). Qualitative and quantitative research methods: old wine in new bottles? On understanding and interpreting educational phenomena. Paedagogica Historica, 44(6), 691–705. https://doi.org/10.1080/00309230802486168
Vajda, E. J. (2018). An introduction to languages of the world. WORD, 64(1), 38–42. https://doi.org/10.1080/00437956.2018.1425186