Moderation: Journal of Religious Harmony

Moderasi Beragama: Jalan Tengah Menuju Keharmonisan

Bukhari Bukhari — 2024-06-30

Artikel ini membahas peran pendidikan, dialog antaragama, dan kebijakan pemerintah dalam mempromosikan moderasi beragama di Indonesia. Pendidikan dianggap sebagai landasan dalam menumbuhkan sikap toleran dan inklusif terhadap keberagaman agama melalui kurikulum inklusif, kegiatan ekstrakurikuler, dan pelatihan guru. Dialog antaragama yang efektif memperkuat pemahaman dan toleransi di antara komunitas agama dengan menyediakan wadah untuk berbagi pengalaman dan membangun hubungan yang kuat lintas agama. Di bidang kebijakan, pemerintah telah menerapkan Undang-Undang Kerukunan Umat Beragama dan inisiatif lokal untuk mendukung moderasi beragama. Namun, implementasi kebijakan sering kali menghadapi tantangan seperti keterbatasan sumber daya dan penolakan dari kelompok tertentu. Evaluasi berkelanjutan terhadap implementasi kebijakan diperlukan untuk memastikan efektivitasnya dalam membina masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis. Dengan upaya yang terkoordinasi dan berkelanjutan, Indonesia dapat terus memperkuat toleransi, menghormati keberagaman, dan mempromosikan perdamaian sosial.

Konsep Jihad Masa Kini dalam Bingkai Moderasi Beragama

Irwansyah Irwansyah — 2024-06-30

Di era modern sekarang ini, jihad bukan lagi mengangkat senjata, melainkan aktif berperan dalam membangun dan memajukan negeri. Artikel ini bertujuan untuk merelevansikan konsep jihad masa kini yang relevan dengan bingkai moderasi beragama di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan sifat penelitian kualitatif yang mempunyai ciri utama deskriptif interpretatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jihad merujuk pada perjuangan intelektual yang harus dilakukan umat dengan penuh semangat. Kata jihad di dalam Alquran juga sering disanding dengan lafaz fi sabilillah (pada jalan Allah), tidak identik dengan gerakan perlawanan bersenjata. Dalam konteks moderasi beragama di Indonesia dapat dihubungkan dalam mengisi kemerdekaan melalui tiga pilar utama yaitu pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan umat.

Moderasi Beragama di Indonesia: Konsep Dasar dan Pengaruhnya

Nurlaili Nurlaili — 2024-06-30

Moderasi agama adalah elemen krusial dalam memelihara harmoni dan keserasian di antara komunitas agama di Indonesia, sebuah negara dengan keragaman keyakinan yang luas. Dalam tulisan ini, disorot konsep, tujuan, dan dampak moderasi agama di Indonesia, serta ditekankan urgensi untuk memahami, menjaga, dan mengembangkan prinsip moderasi ini dalam konteks pluralisme agama. Dengan pendekatan yang seimbang, toleransi, dan dialog antarumat beragama, moderasi agama diharapkan menjadi dasar yang kuat dalam membangun masyarakat inklusif dan serasi di masa mendatang.

Agama dan Lingkungan Hidup dalam Perspektif Moderasi Beragama

Sarah Sapnaranda — 2024-06-30

Agama dan lingkungan seringkali dipahami secara terpisah sehingga agama cenderung tidak memberikan kontribusi yang memadai terhadap kesadaran umat dalam menjaga lingkungan. Penelitian ini mengkaji aspek agama dan lingkungan hidup dari sudut pandang moderasi beragama dengan beranjak pada asumsi dasar bahwa agama membawa pengaruh terhadap lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agama secara implisit mengajarkan umat beragama untuk mengetahui, dan menyadari arti penting menjaga lingkungan hidup sehari-hari. Karena agama mengajarkan setiap umatnya untuk peduli terhadap lingkungan. Dengan memperkuat sikap moderasi beragama turut pula berpengaruh baik untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup dan mendorong masyarakat untuk mengetahui betapa pentingnya menjaga linkungan dan melestarikan untuk kebaikan hidup di jangka panjang.

Penerapan Pendidikan Karakter Religius dalam Kasus Bullying

Ayu Yuniawati — 2024-06-30

Bullying merupakan fenomena yang bisa terjadi di berbagai tempat. Bullying merupakan perilaku seseorang yang menindas seseorang atau beberapa orang yang lebih lemah agar terlihat kuat. Dalam perilaku bullying terdapat ciri-ciri pelaku bullying, yaitu: 1) Hidup berkelompok dan mengontrol kehidupan sosial siswa di sekolah. 2) Posisikan diri Anda pada lokasi tertentu di lingkungan sekolah atau sekitarnya. 3) Merupakan sosok yang terkenal di sekolah. 4) Pergerakan yang sering terlihat seperti sering berjalan di depan, tidak sengaja menabrak, mengucapkan kata-kata kasar, meremehkan atau melecehkan. Perilaku bullying mempunyai dampak yang besar bagi korban yang di-bully, karena ia dapat merasakan dampaknya seperti mengalami kecemasan, depresi, bahkan bunuh diri. Agama dapat berperan penting dalam mencegah kasus bullying, karena agama mengajarkan moral dan etika yang baik dalam kehidupan sehari-hari, seperti kasih sayang terhadap sesama, toleransi dan keadilan.

Mengukur Moderasi Beragama Guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Jawa Barat

Eka Rizka Hidayana Lubis — 2024-06-30

Hasil evaluasi terhadap sikap moderasi beragama dari para guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Jawa Barat menunjukkan bahwa mereka mengamalkan nilai-nilai seperti saling menghormati dan menghargai pendapat individu lain, memperlihatkan penghargaan terhadap keberagaman agama,suku,ras,dan budaya, serta mengakui eksistensi dan hak-hak individu lain. Mereka juga ditemukan mendorong pertumbuhan sikap toleransi (tasamuh) dan menghindari penekanan kehendak dengan cara kekerasan. Aspek moderasi beragama yang tercermin dalam perilaku ini didasarkan pada pengaruh latar belakang ideologis dan afiliasi dengan organisasi masyarakat. Para guru yang memiliki keterkaitan dengan Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Perguruan Tinggi Islam (PUI), Al-Washliyyah,atau Persatuan Islam (Persis), dan telah mengalami pendidikan di pesantren, cenderung menunjukkan sikap moderat dan membantu membentuk pola pikir moderat pada siswa, baik di dalam maupun di luar kelas melalui kegiatan organisasi seperti Rohani Islam (Rohis). Sebaliknya, jika guru-guru tersebut memiliki keterkaitan dengan ideologi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) atau Front Pembela Islam (FPI), mereka dapat memperkenalkan pemikiran radikal dalam lingkungan pendidikan kepada peserta didik